Harun Yahya adalah nama pena Adnan
Oktar (juga ditulis Adnan Hoca) dilahirkan di Ankara pada tahun 1956, menetap disana sampai
pindah ke Istanbul pada tahun 1979. Nama pena Harun Yahya
berasal dari dua nama Nabi: "Harun" dan "Yahya" . Ia adalah seorang
penulis dan kreasionis Islam asal Turki. Ia merupakan penentang
teori evolusi, Darwinisme
dianggapnya sebagai sumber terorisme Pada tahun 2007, ia
mengirim ribuan kopi Atlas Penciptaan untuk menyebarkan kreasionisme Islam di kalangan museum ilmiah, anggota Kongres, dan Ilmuwan
Amerika. Berbeda dengan kebanyakan penganjur kreasionisme Kristen, Oktar
menganut kreasionisme Bumi Lama. Ia adalah seorang anti-zionis dan anti-Mason,
yang dianggapnya sebagai dua gerakan yang saling terkait. Meskipun ia menolak tuduhan
anti-Semit, dan mengklaim bahwa paham tersebut berakar pada kekafiran dan Darwinisme, Ia juga
dianggap sebagai seorang penyangkal Holocaust berdasarkan bukunya Soykırım
Yalanı (Kebohongan Holocaust). Namun belakangan, dalam wawancara dengan The
Guardian (2007) ia menyangkal telah menulis buku ini.
Adnan Oktar menjalankan
dua organisasi yang di dalamnya dia juga merupakan Presiden Kehormatan, yaitu Bilim
Araştırma Vakfı ("Yayasan Penelitian Sains", BAV, didirikan pada
tahun 1990), yang bertujuan mempromosikan kreasionisme, serta Milli
Değerleri Koruma Vakfı ("Yayasan Perlindungan Nilai Nasional",
didirikan pada tahun 1995) yang bertujuan mempromosikan nasionalisme Turki. Dalam dua dekade terakhir, Adnan Oktar banyak terlibat
dalam sejumlah kasus hukum, baik sebagai terdakwa maupun penggugat.
Biografi
Adnan Oktar dilahirkan di Ankara, Turki pada 2 Fdanebruari 1956.
Dia tumbuh besar di Ankara, dan tinggal di sana hinggal lulus SMA. Di sana pula
dia mempelajari karya-karya Sid Nursi, seorang cendekiawan Muslim Kurdi yang menulis Risale-i Nur, sebuah ulasan Qur'ani yang meliputi ideologi keagamaan
dan politik yang komprehensif.
Pada tahun 1979, Adnan
Oktar pergi ke Istanbul dan memasuki Universitas Mimar Sinan. Masa tersebut
ditandai dengan kekejaman dan represi di Turki berujung pada pendirian junta
militer menyusul kudeta September 1980. Lingkungan di Turki menjadi salah satu
tempat yang tidak stabil dalam hal politik dan kultural, terancam oleh politik
Perang Dingin, dan benturan antara kaum modernis sekuler Kemal dan kebangkitan
militansi Islam. alam lingkungan semacam itu ia secara rutin pergi ke Masjid
Molla di lokalitas Fındıklı, dekat dengan akademi seni tempat ia belajar
arsitektur interior, untuk berdoa tidak peduli ancaman apapun. Edip Yukesl, yang mengenalnya pada masa itu, menggambarkannya
sebagai "Sunni fanatik"
Pada awal tahun 1980-an,
dia mengumpulkan beberapa mahasiswa untuk berbagi pemikiran mengenai Islam.
Para mahasiswa itu berasal dari keluarga di Istanbul yang kaya dan aktif secara
sosial. Dari tahun 1982 sampai 1984, dia membentuk bentuk kelompok yang terdiri
dari 20 sampai 30 orang. Kelompok itu juga diikuti oleh para pelajar sekolah
menengah swasta yang berasal dari keluarga yang terkemuka dan aktif secara
sosial dengan status ekonomi yang tinggi yang baru saja menjadi relijius. Edip
Yüksel menyebut bahwa Adnan Oktar mengajar "dengan lembut dan dalam cara
yang modern kepada anak-anak dari kelas sosial atas itu, tanpa mengintimidasi
mereka...versi halus dan urban dar Said Nursi."
Dalam pengajaran
keagamaannya, dia menentang Marxisme, komunisme dan filsafat
materialistis. Dia menekankan pentingnya menyanggah teori evolusi dan Darwinisme karena dia merasa bahwa hal itu telah menjadi ideologi
yang digunakan untuk menyeabrkan materialisme dan ateisme, serta berbagai ideologi
terkait lainnya. Dia secara pribadi mendanai pamflet yang berjudul Teori Evolusiyang
menggabungkan "mistisisme dengan retorika ilmiah."
Pada tahun 1986 dia masuk
ke Jurusan Filsafat di Universitas Istanbul. Berita mengenai Adnan muncul di
majalah Nokta (Titik). Diberitakan bahwa dia mengumpulkan kawan-kawannya
dan menggelar pengejarannya di sebuah masjid. Banyak mahasiswa, kebanyakan dari
Universitas Bosforus, salah satu uinversitas paling bergengsi di Turki, ikut
berpartisipasi. Nama Adnan Oktar mulai muncul secara rutin di media massa,
kadang-kadang sebagai kepala berita. Pada tahun itu juga dia menerbitkan sebuah
buka berjudul Yudaisme dan Freemansory, berdasarkan teori konspirasi
bahwa media, kelompok politik, universitas, dan lembaga negara dipengaruhi oleh
suatu "kelompok tersembunyi".Di kemudian hari, topik-topik semacam
itu banyak ditulis olehnya.
Adnan Oktar ditangkap, dan
dituntut atas tuduhan menyebarkan revolusi teokratis. Dia ditahan selama 19
bulan, meskipun dia tidak pernah secara resmi didakwa. Dia ditahan di klinik
penjara, dan kemudian di Rumah Sakit Jiwa Bakirkoy, tempat dia didiagnosa
menderita kelainan kejiwaan obsesif kompulsif dan skizofrenia. Meskipun keakuratan
diagnosanya diragukan, dan apakah itu memiliki motif pribadi dan politik. Adnan
Oktar kemudian mengatakan bahwa dia dinyatakan sehat oleh dokter militer, tapi
dia juga mengeluh bahwa media-media di Turki menyebarkan berita bahwa dia gila.
Adnan Oktar juga mengklaim bahwa dia dimasukkan ke institusi kejiwaan sebagai
hukuman karena menerbitkan bukunya.
Sepanjang tahun 1980-an
dan awal 1990-an, Adnan Oktar membangun komunitasnya. Para pengikutnya terutama
aktif merekrut di sanggraloka musim panas di sepanjang pesisir Laut Marmara. Organisasi sosial dalam
kelompok tersebut menjadi lebih hirarkis dan lebih bersifat Mesias. Adnan Oktar mengatakan
bahwa karena anarki dan teror pada masa itu, dia tidak dapat meneruskan
studinya. Dia telah mulai menulis buku, jadi setelah meninggalkan studinya, dia
mencurahkan energinya untuk buku-bukunya. Pada tahun 1990, dia mendirikan Yayasan
Penelitian Sains (YPS, atau, dalam bahasa Turki, Bilim Araştırma Vakfı
atau BAV, dan dalam bahasa Inggris, Science Research Foundation atau SRF). Adnan
Oktar mendirikan Yayasan Penelitian Sains untuk menggelar konferensi dan
seminar untuk kegiatan ilmiah "yang sasarannya adalah kesadaran masyarakat
mengenai apa yang sebenarnya menjadi penyebab konflik sosial dan politik, yang
dia sebut sebagai materialisme dan Darwinisme. Beberapa media menggambarkan BAV
sebagai "sekte Islam rahasia dan "organisasi mirip kultus, yang
secara waspada menjaga rahasia kekayaannya yang besar. Anggota-anggota BAV
kadang disebut sebagai Adnan Hocacılar ("Pengikut Adnan Sang
Hodja") oleh masyarakat luas.
Pada tahun 1994 Partai Kesejahteraan (Partai Refah) yang merupakan partai islam, pendahulu Partai Keadilan dan Perkembangan (AKP), meraih kemenangan di munisipalitas Istanbul dan
Ankara. Walikota yang baru (di Istanbul adalah Recep Tayyip Erdoğan, kini perdana menteri Turki) berusaha mencari dukungan
yang lebih luas. Jurnalis dan editor Fatih Altayli mengklaim bahwa Adnan Oktar
membuat perjanjian bisnis dengan munisipalitas yang dikuasai Partai
Kesejahteraan. Tuduhan tersebut dibantah oleh Adnan Oktar, yang berujung pada
tuduhan terhadap Fatih Altayli dengan beragam hasil. Pada tahun 1995, Adnan
Oktar mendirikan Yayasan Perlindungan Nilai Nasional (YPNN atau dalam
bahasa Turki Millî Değerleri Koruma Vakfı, dan dalam bahsa Inggris Foundation
for Protection of National Values atau FPNV). Melalui lembaga tersebut, dia
menjalin jaringan dengan orang-orang dan organisasi-organisasi nasionalis Turki kosnervatif lainnya berdasarkan ideologi Mustafa Kemal Atatürk, pendiri Republik Turki.
Pada tahun 1997, setelah
intervensi militer lainnya, yakni "kudeta tak bedarah" 1997,
pemerintahan Erbakan diturunkan dan Partai Kesejahteraan dibubarkan. Menurut
majalah New Humanist, pemerintahan AKP yang sekarang, menghindari hubungan politik dengan Adnan
Oktar dan organisasinya.
Mengapa
Evolusi Masih Saja Dipertahankan?
Sejak pertama kali dirumuskan,
teori evolusi telah menjadi alat utamabagi indoktrinasi filsafat materialis.
Saat ini, mereka yang berusaha keras untuk
mempertahankan teori evolusi agar
tetap hidup adalah para pendukung filsafat ini.M
Mengapa teori evolusi masih saja
dipertahankan kendatipun bukti-bukti nyata
yang ada malah menolaknya? Ahli biologi evolusionis Amerika, Michael Walker, membuat pengakuan berikut sebagai
jawaban atas pertanyaan ini: Seseorang akan
terpaksa menyimpulkan bahwa banyak ilmuwan dan ahli teknologi
menjadi penganut teori
Darwin hanya karena
teori tersebut dianggap meniadakan Sang Pencipta.65
Satu-satunya tujuan para
pendukung teori ini adalah untuk menyokong filsafat materialis yang mengingkari Allah. Materialisme adalah
keyakinan buta yang hanya mengakui keberadaan materi saja
dan mengingkari hal-hal diluar
materi. Karena para
materialis mendapatkan pembenaran ilmiah dari teori evolusi, mereka mempertahankan Darwinisme
sejak awal kemunculannya.
Pendiri materialisme dialektik (komunisme), Karl Marx, menulis tentang buku
Darwin, The Origin
of Species, yang meletakkan landasan bagi teori evolusi,
sebagai “buku yang berisi dasar berpijak pada sejarah alam
bagi pandangan kami.”66
Sejak saat itu,
semua materialis, dengan
kaum Marxis di barisan terdepan, secara buta mempertahankan
Darwinisme. Kendatipun
demikian, kebohongan evolusi yang
telah mengelabuhi dunia selama 140
tahun terakhir tidak
akan berumur panjang. Seorang filsuf
Inggris,
Malcolm Muggeridge, menyatakan keruntuhan tak terhindarkan dari
teori ini: Saya sendiri
yakin bahwa teori
evolusi, khususnya hingga
batas penerapannya, akan
menjadi salah satu
lelucon terbesar dalam buku-buku sejarah di masa mendatang. Anak cucu kita akan merasa keheranan bagaimana sebuah hipotesis yang
sedemikian sangat rapuh dan meragukan dapat diterima dan begitu sangat mudah dipercaya. Evolusionisme : Darwin vs Harun Yahya (I)
Netsains.Com -Seperti yang sudah pernah kita pelajari di
sekolah, dari masa SD sampai dengan SMA, evolusi merupakan proses perubahan
yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama dalam suatu
makhluk hidup. Lebih lanjut dari teori evolusi adalah makhluk hidup di muka
bumi tercipta sebagai akibat dari peristiwa kebetulan dan muncul dengan
sendirinya dari kondisi alamiah. Teori evolusi yang dicetuskan oleh Charles
Robert Darwin (1809-1892) merupakan perpaduan antara ide (gagasan) den fakta
(kenyataan) setelah bergabung secara sukarela dalam ekspedisi pelayaran
H.M.S. Beagle, yang berangkat dari Inggris tahun 1832 dan mengarungi berbagai
belahan dunia selama lima tahun. Meski sebenarnya Darwin tidak pernah mengenyam
pendidikan formal dalam bidang Biologi. Setelah masa berlayar itu, Darwin
kemudian menerbitkan buku mengenai asal muasal spesies, pada tahun 1859, dengan
judul “On the origin of species by means of natural selection”. Buku ini
sudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa, termasuk versi bahasa Indonesia.
Malah seorang Karl Marx menyatakan bahwa teori evolusi Darwin memberi dasar
yang kokoh bagi ‘materialisme’ dan komunisme, dan beliau menerbitkan bukunya
Das Kapital sebagai bentuk kekagumannya pada seorang Darwin. Nah, bagaimana sih
sebenarnya evolusi ‘materialisme’ itu? Dan apa hubungannya dengan Harun Yahya?
Tulisan ini akan saya bagi menjadi dua bagian. Pertama membahas mengenai
evolusi Darwinisme dan kedua bantahan dari seorang Harun Yahya tentang teori
evolusi. Mari kita kaji bersama.
Evolusi Darwinisme
Dalam evolusi
dikenal dua tipe yaitu evolusi progresif (evolusi menuju pada kemungkinan dapat
bertahan hidup atau survive) dan evolusi regresif atau retrogresif
(evolusi yang menuju pada kemungkinan menjadi punah). Teori evolusi ini terus
berkembang dan Alfred Wallace (1823-1913) secara terpisah mengembangkan
pemikirannya dan menghasilkan konsepsi yang sama dengan pendapat Charles
Darwin. Lebih lanjut, Joseph Hooker, teman Charles Darwin menggabungkan tulisan
Alfred Wallace den Charles Darwin. Judul kedua tulisan tersebut menjadi “On
the tendency of species to from varieties and on the perpetuation of varieties
and species by natural means of selection”.
Ternyata banyak
yang dianggap mengilhami Charles Darwin dengan gagasan evolusinya, diantaranya
adalah Jean Baptiste Lamarck (ahli biologi Perancis, 1744-1829), Sir Charles
Lyell (ahli geologi Inggris, 1797-1875), dan Thomas Robert Mathus (ahli ekonomi
den kependudukan Inggris). Ternyata dari dulupun sudah banyak pertentangan dan
perdebatan tentang teori evolusi. Misalnya perdebatan antara Lamarck dan Darwin
mengenai “munculnya” jerapah berleher panjang. Menurut Lamarck bahwa semua
jerapah berleher pendek karena makanan yang berupa daun makin berkurang maka
dari generasi ke generasi leher jerapah semakin panjang untuk menjangkau daun
yang semakin tinggi letaknya. Namun menurut Darwin bahwa dalam populasi jerapah
ada yang berleher panjang dan berleher pendek. Dalam kompetisi mendapatkan
makanan jerapah berleher panjang tetap bertahan hidup jerapah berleher pendek
lenyap secara perlahan-lahan.
Nah yang paling
menghebohkan adalah teori evolusi manusia menurut Darwin, bahwa manusia
berevolusi dari kera. Setelah ditemukannya fosil sub-manusia tertua yang
disebut Australophitecus, dimana wujudnya lebih menyerupai kera daripada
manusia, kemudian muncul manusia kera dari Jawa, Pitecanthropus erectus
yang hidup pada ± 500.000 tahun yang lalu, sudah lebih menyerupai manusia
daripada kera. Ada pula Homo neanderthalensis, makhluk ini hidup pada
pertengahan akhir Pleistocene, yang dianggap manusia primitif yang pertama.
Namun, belum diketahui secara tepat kapan manusia modern ini muncul. Meski
penemuan Cro-maguon yang hidup sekitar 50.000 – 20.000 tahun yang lalu,
dianggap cikal bakal manusia modern.
Penutup
Namun dibalik
semua itu, sebenarnya Darwin pernah mengakui kegelisahannya mengenai teori
evolusinya, yang dituangkan dalam salah satu bab dalam bukunya yang berjudul “Difficulties
of the Theory”. Nah, bagaimana tanggapan Harun Yahya mengenai berbagai
teori evolusi yang sudah di ungkapkan oleh Darwin? Kita simak di tulisan
berikutnya.
MENGAPA TEORI
EVOLUSI TIDAK ABSAHSECARA ILMIAH?
Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup di muka bumi tercipta
sebagai akibat dari peristiwa kebetulan dan muncul dengan sendirinya dari
kondisi alamiah. Teori ini bukanlah hukumilmiah maupun fakta yang sudah
terbukti. Di balik topeng ilmiahnya, teori ini adalah pandanganhidup materialis
yang dijejalkan ke dalam masyarakat oleh kaum Darwinis. Dasar-dasar teori ini
– yang telah digugurkan oleh bukti-bukti ilmiah di segala bidang – adalah
cara-cara mempengaruhidan propaganda, yang terdiri atas tipuan, kepalsuan,
kontradiksi, kecurangan, dan ilusi permainansulap.Teori evolusi diajukan
sebagai hipotesa rekaan di tengah konteks pemahaman ilmiah abadkesembilan belas
yang masih terbelakang, yang hingga hari ini belum pernah didukung
oleh percobaan atau penemuan ilmiah apa pun. Sebaliknya, semua metode yang
bertujuan membuktikankeabsahan teori ini justru berakhir dengan pembuktian ketidakabsahannya. Namun,
bahkan sekarang, masih banyak orang beranggapan bahwa evolusi adalah fakta
yangsudah terbukti kebenarannya – layaknya gaya tarik bumi atau hukum benda
terapung. Sebab, sepertitelah dinyatakan di muka, teori evolusi sesungguhnya
sangatlah berbeda dari yang diterimamasyarakat selama ini. Oleh sebab itu, pada
umumnya orang tidak tahu betapa buruknya landasan berpijak teori ini;
betapa teori ini sudah digagalkan oleh bukti ilmiah pada setiap langkahnya;
dan betapa para evolusionis terus berupaya menghidupkan teori evolusi,
walaupun teori ini sudah“menghadapi ajalnya”. Para evolusionis hanya
mengandalkan hipotesa yang tak terbukti, pengamatan yang penuh prasangka
dan tak sesuai kenyataan, gambar-gambar khayal, cara-carayang mampu mempengaruhi
kejiwaan, dusta yang tak terhitung jumlahnya, serta
teknik-teknik sulap.Kini, berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti
paleontologi (cabang geologi yang mengkajikehidupan pra-sejarah melalui fosil –
penerj.), genetika, biokimia dan biologi molekuler telahmembuktikan bahwa tak
mungkin makhluk hidup tercipta akibat kebetulan atau muncul dengansendirinya
dari kondisi alamiah. Sel hidup, demikian dunia ilmiah sepakat, adalah struktur
palingkompleks yang pernah ditemukan manusia. Ilmu pengetahuan modern mengungkapkan
bahwa satusel hidup saja memiliki struktur dan berbagai sistem rumit dan saling
terkait, yang jauh lebihkompleks daripada sebuah kota besar. Struktur kompleks
seperti ini hanya dapat berfungsi apabilamasing-masing bagian penyusunnya
muncul secara bersamaan dan dalam keadaan sudah berfungsisepenuhnya. Jika
tidak, struktur tersebut tidak akan berguna, dan semakin lama akan rusak
danmusnah. Tak mungkin semua bagian penyusun sel itu berkembang secara
kebetulan dalam jutaantahun, seperti pernyataan teori evolusi. Oleh sebab
itulah, rancangan yang begitu kompleks darisebuah sel saja, sudah jelas-jelas
menunjukkan bahwa Tuhan-lah yang menciptakan makhluk hidup.(Keterangan lebih
rinci dapat dibaca dalam buku Harun Yahya, Miracle in the Cell ). Akan tetapi, para pembela
filsafat materialis tidak bersedia menerima fakta penciptaan
karena beragam alasan ideologis. Hal ini disebabkan kemunculan dan
perkembangan masyarakat yanghidup dengan berpedomankan akhlak mulia yang
diajarkan agama yang sejati kepada ummat
manusia melalui perintah dan larangan Tuhan
bukanlah menjadi harapan kaum materialis ini.Masyarakat yang tumbuh tanpa nilai
moral dan spiritual lebih disukai kalangan ini, sebab merekadapat memanipulasi
masyarakat yang demikian demi keuntungan duniawi mereka sendiri.
Itulahsebabnya, kaum materialis mencoba terus memaksakan teori evolusi – yang
berisi dusta bahwamanusia tidak diciptakan, tetapi muncul atas faktor kebetulan
dan berevolusi dari jenis binatang – serta, dengan segala cara, berupaya
mempertahankan teori evolusi agar tetap hidup. Kaummaterialis meninggalkan akal
sehat dan nalar, serta mempertahankan omong-kosong ini di setiapkesempatan,
walaupun bukti ilmiah dengan jelas telah menghancurkan teori evolusi
danmenegaskan fakta penciptaan.Sebenarnya telah dibuktikan bahwa adalah
mustahil apabila sel hidup yang pertama – atau bahkan satu saja dari
berjuta-juta molekul protein dalam sel itu – dapat muncul atas
faktor kebetulan. Ini bukan saja ditunjukkan melalui berbagai percobaan
dan pengamatan, melainkan jugamelalui perhitungan probabilitas secara
matematis. Dengan kata lain, evolusi gugur di langkah pertama: yaitu dalam
menjelaskan kemunculan sel hidup yang pertama.Sel, satuan terkecil makhluk
hidup, tidak mungkin muncul secara kebetulan dalam kondisi primitif tanpa
kendali di saat Bumi masih muda – seperti yang dipaksakan kaum evolusionis
kepadakita agar percaya. Jangankan dalam kondisi demikian, dalam laboratorium
tercanggih di abad inisekali pun, hal itu mustahil terjadi. Asam-asam amino,
yaitu satuan pembentuk berbagai protein penyusun sel hidup, tak mampu dengan sendirinya
membentuk organel-organel di dalam sel sepertimitokondria, ribosom, membran
sel, ataupun retikulum endoplasma – apalagi membentuk sebuahsel yang utuh. Oleh
sebab itu, pernyataan bahwa sel pertama terbentuk secara kebetulan
melalui proses evolusi, hanyalah hasil rekaan yang sepenuhnya didasarkan
pada daya khayal.Sel hidup, yang sampai kini masih mengandung banyak rahasia,
adalah satu di antara sekian banyak kesulitan utama yang dihadapi teori
evolusi.Dilema mengkhawatirkan lainnya (dari sudut pandang evolusionis) adalah
molekul DNAyang terdapat di dalam inti sel hidup, sebuah sistem kode yang
terdiri dari 3,5 miliar satuan berisisemua rincian makhluk hidup. DNA pertama
kali ditemukan melalui kristalografi sinar-X padaakhir tahun 1940-an dan awal
1950-an, dan merupakan sebuah molekul raksasa dengan rancanganyang luar biasa.
Selama bertahun-tahun, Francis Crick, pemenang hadiah Nobel, meyakini
teorievolusi molekuler. Namun pada akhirnya, ia sendiri pun harus mengakui
bahwa molekul yang begitu rumit tak mungkin muncul dengan sendirinya
secara tiba-tiba karena kebetulan, sebagai hasildari sebuah proses evolusi.
Membantah Harun
Yahya
4. Teori Evolusi dan Biologi
Entah siapa yang mengatakan teori evolusi adalah dasar biologi, tapi yang jelas adalah teori evolusi adalah teori ilmiah, dibahas dalam salah satu cabang biologi, yakni biologi evolusioner.Pembuktikan kebenaran teori evolusi didukung oleh berbagai cabang ilmu lain, termasuk paleontologi, biokimia, genetika dan biologi molekuler. Teori evolusi sama dengan teori-teori ilmiah lainnya, dikembangkan dan diuji dengan metode ilmiah. Teori evolusi adalah satu-satunya teori ilmiah yang bisa menjelaskan asal mula keanekaragaman makhluk hidup. Tidak ada cabang sains manapun sejauh ini yang menentang teori evolusi!
Dan hubungan utama teori evolusi tentu saja dengan ilmu biologi, bukan dengan bidang sains lain. Karena teori evolusi dibahas dalam biologi evolusioner, dan biologi evolusioner adalah cabang ilmu biologi.
'Evolusi hanya sebuah hipotesa' adalah klaim klasik dari kreasionis, termasuk Harun Yahya. Kenyataannya, secara ilmiah, evolusi adalah sebuah teori dan fakta. Dalam sains, fakta adalah hasil pengamatan yang telah diverifikasi, dan evolusi memenuhi kriteria tersebut. Evolusi didifinisikan sebgai proses perubahan genetika yang terpantau terjadi di suatu populasi dari waktu ke waktu. Peubahan komposisi genetika ini sudah terpantau dalam pengujian di laboratorium, misal untuk lalat buah maupun bakteri.
Apa yang terjadi jika teori evolusi dihilangkan dari jajaran sains? Tidak ada masalah 'serius', kecuali bahwa kita sama sekali kehilangan jawaban ilmiah atas pertanyaan mengenai asal-usul keanekaragaman makhluk hidup. Lubang itu tidak akan pernah bisa ditutupi oleh 'teori' kreasi, yang tak lebih dari sekedar opini berdasar iman dan kepercayaan.